Cara mudah masuk Surga tanpa mampir ke Neraka

Oleh Dr. Muh Nursalim, M.Ag

Masuk surga itu lebih mudah daripada masuk neraka. Ini bukan omon-omon, tetapi riil dan pasti. Bukti riilnya nanti di akherat. Kepastian itu bisa diketahui lewat alqur’an. Karena alqur’an itu firman Allah dan yang diinformasikan di dalamnya tidak mungkin hoax.

Info tentang hal itu ada pada ayat berikut.

إِنْ تَجْتَنِبُوا كَبَائِرَ مَا تُنْهَوْنَ عَنْهُ نُكَفِّرْ عَنْكُمْ سَيِّئَاتِكُمْ وَنُدْخِلْكُمْ مُدْخَلًا كَرِيمًا

[النساء/31]

Jika kamu menjauhi dosa-dosa besar di antara dosa-dosa yang dilarang mengerjakannya, niscaya Kami hapus kesalahan-kesalahanmu dan akan Kami masukkan kamu ke surga.

Kunci masuk surga dan tidak pernah mampir ke neraka adalah menjauhi dosa besar. Ayat di atas dalam struktur bahasa seperti ini. ان adalah harfu syart. Bila syarat dipenuhi maka akibatnya pasti terjadi. Misalnya, jika kamu makan maka kamu akan kenyang.

Pada ayat tersebut syaratnya satu tetapi mendapat hasil dua. Yaitu jika kamu menghindari dosa-dosa besar maka dosa dosa-dosa kecilmu akan dihapus dan kamu akan dimasukkan ke surga. Itulah rumus masuk surga. Yaitu tidak mengerjakan dosa-dosa besar.

Pertanyaan, lalu dosa besar itu apa saja ?.

Imam Adzahabi menulis kitab al-kabair (dosa-dosa besar). Beliau memerinci apa saja yang termasuk dosa besar itu. Ada 76 macam dosa besar. Yang pertama adalah syirik kepada Allah. Dan yang terakhir itu memata-matai kaum muslimin dan menyebarkan aibnya.

Ciri dosa besar adalah ancaman hukumannnya ada dalam alqur’an atau disebut Rasulullah saw dalam hadis. Misalnya dosa makan riba. Allah mengancam seperti ini.

فَإِنْ لَمْ تَفْعَلُوا فَأْذَنُوا بِحَرْبٍ مِنَ اللَّهِ وَرَسُولِهِ [البقرة/279]

Jika kamu tidak meninggalkan riba, ketahuilah akan terjadi perang dahsyat dari Allah dan Rasul-Nya

Atau dalam kasus perzinahan Allah mengancam seperti ini.

الزَّانِيَةُ وَالزَّانِي فَاجْلِدُوا كُلَّ وَاحِدٍ مِنْهُمَا مِئَةَ جَلْدَةٍ [النور/2]

Pezina perempuan dan pezina laki-laki pukullah 100 kali pukulan.

Lebih detail perbuatan apa saja yang termasuk dosa besar sebaiknya memang membaca sendiri karya para ulama yang telah memberi penjelasan tentang hal tesebut. Ada sejumlah kitab tentang materi dosa-dosa besar. Selain karya Imam Adzahabi yang berjudul Al Kabair ada juga tulisan Ibnu Hajar Al Jaitami dengan titel az-Zawajir `An Iqtiraf al-Kabair.

Ketika Allah menetapkan hukuman bagi pelaku dosa besar maka apabila bentuknya pidana dan sudah dieksekusi saat masih hidup, maka hukuman itu sendiri merupakan kafarat bagi pelakunya. Misalanya tentang hukuman bagi pezina, ia telah dicambuk 100 kali maka pukulan itu menjadi penebus dosanya. Itu bagi pezina jomblo. Adapun pezina yang sudah berkeluarga menurut Rasulullah saw pelakunya dirajam. Maka perajaman ini juga menjadi kafarat bagi dirinya. Sebagaimana dikisahkan dalam riwayat berikut ini.

Dari Sulaiman bin Buraidah dari bapaknya, berkata. Maiz bin Malik telah datang kepada Nabi saw. Terjadilah dialog berikut:

Maiz : “ wahai Rasulullah saw. Sucikanlah aku”.

Nabi : “Kenapa kamu, pulanglah dan mintalah ampun serta bertobatlah”.

Maiz pulang, tak lama kemudian kembali datang.

Maiz : “Ya Rasulullah, sucikanlah aku”.

Nabi : “kenapa kamu. Pulanglah dan mintalah ampun kepada Allah serta bertaubatlah”. Maiz kembali pulang. Lalu tak lama kemudian datang lagi kepada Nabi saw yang ketiga dan berkata yang sama. Dan Nabipun menjawab dengan jawaban yang sama.

Lalu saat datang lagi yang ke empat

Nabi : “Untuk hal apa aku harus mensucikanmu?”.

Maiz : “Dari Zina”. Jawabnya.

Kemudian Nabi bertanya kepada orang lain.

Nabi : “Apa Maiz itu gila?”

Orang lain : “ Tidak wahai Rasulullah”

Nabi : “Apa dia mabuk ?”

lalu orang tersebut membahu mulut Maiz dan tidak mendapati bahu habis minum khamar.

Orang lain : Tidak ya Rasulullah

Nabi kembali bertanya kepada Maiz bin Malik

Nabi : “Apa kamu telah berzina?”

Maiz : “Benar ya Rasulullah. Aku telah berzina”

Kemudian Rasulullah saw memerintah orang-orang agar merajam Maiz bin Malik hingga tewas.

Terjadi dua opini diantara para sahabat. Sebagian mereka berkata, “Celaka si Maiz karena dosa-dosanya telah menyelimuti dirinya”. Sebagian yang lain berkata, “tidak ada taubat yang lebih baik dari taubatnya Maiz. Dia telah datang kepada Rasulullah dan meletakkan tangnnya dan berkata bunuhlah aku dengan rajam.

Rasulpun menunda dua atau tiga hari baru kemudian merajamnya”.

Di saat para sahabat itu sedang duduk-duduk datanglah Rasulullah saw dan memberi salam. Lalu beliau bersabda, “Mintakan ampun untuk Malik bin Maiz”. Para sahabat berkata, “Semoga Allah mengampuni Maiz bin Malik”. Nabi bersabda, “Sesungguhnya Maiz telah bertaubat kepada Allah. Seandainya taubatnya dibagi kepada seluruh manusia cukup untuk semua”. (HR. Muslim)

Dalam kasus tersebut perajaman Maiz merupakan kafarat baginya sehingga di akherat Allah tidak akan menghukum lagi. Adapun para pezina yang hari ini tidak mungkin dihukum seperti Maiz karena sistem hukum yang berbeda urusannya diserahkan kepada Allah. Mungkin Allah mengampuni mungkin juga tidak.

Main game berjam-jam, tidur berlama-lama atau bahkan nonton sinetron berpuluh-puluh episode itu memang tidak produktif. Kita terkadang jengkel melihat perilaku seperti itu jika aktornya orang rumah. Tetapi aktifitas tersebut tetap lebih baik daripada main judi online, jadi saksi palsu atau menum-minuman keras. Tarkul kabair (menghindari dosa besar) tidak selalu dengan beribadah. Bisa juga dengan melakukan sesuatu yang mubah. Camping, traveling bahkan asyik pula dengan mancing.

Maka kalau anda suka mancing dan sejenisnya yang mubah-mubah. Niatilah tarkul ma'ashi (menghindari maksiat). Maka Allah akan memberi pahala. Tapi kalau niatnya cari ikan, tak dapat yang dicari sampai rumah diamuk istri.